RSS

Nikmat, Musibah, atau Peringatankah???


oleh Juriati Dahlia pada 25 Januari 2011 jam 11:31
Jeddah hujan lagi, air menggenang kembali. mengutip perkataan seorang gubernur salah satu propinsi di negeri kita, bukan banjir tapi genangan air. Terserahlah apapun sebutannya. yang pasti jeddah baru saja diguyur  hujan.

Dulu hujan adalah momen yang sangat dinanti2 oleh warga jeddah. terutama mungkin bagi kami warga negara kita indonesia yang digariskan menjalani hidup di negeri para nabi ini. Ditangah-tengah panasnya gurun pasir, kehadiran hujan yang nyaris datang hanya sekali dalam setahun menjadi hal yang sangat isitmewa.

Tapi sudah hampir tiga minggu belakangan ini, hujan menjadi hal yang sangat lumrah di jeddah. Sebagaimana musim penghujan jika sedang musim dinegeri kita, begitu juga siklus hujan yang sedang turun di jeddah saat ini.


Tentunya semua harus disyukuri sebagai bentuk nikmat yang allah anugrahkan. Namun disisi lain, ada rasa kekhawtiran dan ketakutan. Setahun yang lalu, allah memberi nikmat hujan yang sekali gus berubah menjadi musibah. Hujan yang turun dari pagi hingga menjelang siang telah mengubah kota jeddah yang gersang menjadi banjir bandang.

Masih segar dalam ingatan ketika aku dan suami terdampar ditengah-tengah amukan banjir dengan gelombang tinggi. Perjalanan haji yang sudah dicita-citakan dan direncanakan dari jauh-jauh hari sebelumnya, allah uji dengan hadangan banjir saat perjalanan menuju muassasah yang mengurus pelaksanaan haji kami. Keberangkatan jema`ah menuju mekkah yang dijadwalkan ba`da zuhur tertunda hingga menjelang mahgrib guna menunggu aku dan beberapa calon jema`ah lain yang ternyata juga terdampar banjir dikawasan masing-masing.

Meski pada akhirnya kami tetap saja tidak mampu mengejar ketertinggalan dengan mereka, karena pada kenyatannya hingga datangnya waktu sholat isya, aku dan mungkin juga teman lain masih terjebak di tengah-tengah gelombang banjir. Hingga pada akhirnya allah menolong kami dengan keberangkatan bus berikutnya lebih kurang pukul 12.30 malam.

Keesokan harinya, tepat tgl 9 Zulhijjah tepat saat para pelaksana ibadah haji sedang melakukan wuquf di arafah, Mulai terdengar kabar bahwa banyak korban jiwa dalam kejadian banjir tersebut. Makin hari berita tentang jumlah korban jiwa semakin banyak.

Jeddah berduka, hujan yang selama ini merupakan hal yang dinanti-nanti, berubah menjadi musibah yang mengurai air mata. Ratusan warga jeddah kembali kepaa Allah dalam peristiwa itu. Zikir dan istigfar mengalir dari lisan-lisan hamba. Ketakuatan demi  ketakutan menghinggapi hati, berharap hujan deras tak turun lagi.


Belajar dari pengalaman pahit ini jugalah para pemerintah jeddah mengambil antisipasi, untuk meminimalisir terjadinya kejadian yang sama diwaktu berikutnya. Beberapa bulan menjelang masuknya musim dingin tahun ini, sudah banyak dibuat selokan-selokan yang pengerjaannya dimulai dari jalan-jalan besar. Dari dulu pembuatan selokan ini mungkin tidak terpikir, mengingat turunnya hujan dijeddah kususnya dan saudi umumnya sangat jarang terjadi.

Inilah cerita jeddah yang telah berubah. Hujan yang dulu merupakan hal lanngka dan dinanti-nanti, kini seperti musim yang memiliki jatah waktu tersendiri. Mungkinkah ini adalah cara allah untuk menunjukkan semakin dekatnya hari penghabisan. Seperti yang disabdakan oleh Rasulllah Saw, bahwa salah satu ciri semakin dekatnya hari kimat adalah banyaknya penghijauan di padang pasir. Karena nyatanya hujan itu memang telah menyegarkan tanah arab yang gersang.


3.5 tahun yang lalu, saat pertama kali menginjakkan kaki di kota ini. Perjalanan jeddah menuju mekkah dipenuhi dengan padang pasir dikiri kanan jalan. Namun saat ini banyak bagian dari padang pasir itu telah berubah menjadi padang rumput. Terlepas dari dari hamparan rumput itu tumbuh dengan sendirinya atau dirawat oleh manusia. Tapi Allah sudah menunjukkan janji-Nya tentang akan berubahnya padang pasir menjadi padang rumput. Jika benar ini adalah tanda semakin dekatnya hari penghabisan.

SUDAH SIAPKAH KITA MENGHADAPINYA???
gambar minjem dari sini

Post a Comment

Komentar dan pesan atau pun tambahan dari pembaca sangat kami nantikan agar kita bisa saling memperbaiki dan belajar. Sukron (Moderator)

Pengajian Kilo Lima 2011. Powered by Blogger.