Ingatlah nikmat Allah Swt kepada kita...
...Segala puji kita panjatkan kepada Allah...Robb semesta alam...
Dalam hidup yang kita tempuh ini, memang cukup berat. dan seandainya kita boleh memilih... rasanya mungkin kita tidak memilih jalan hidup ini, karena kita harus meninggalkan orangtua kita, sanak saudara atau mungkin kita meninggalkan anak istri kita yang mungkin belum dapat membawa keluarganya yang bisa kita katakan cukup berat.
Sanak saudara, teman karib , kampung halaman yang tersimpan didalam semua kenangan indah dalam kehidupan kita. Dan belum lagi problem yang kita hadapi dalam pekerjaan kita di keseharian yang harus kita lalui dan mau atau tidak mau harus kita terima. Semua itu menuntut kita untuk sabar dalam menghadapinya. Kemudian kita juga harus bersikap hikmah yaitu meletakkan suatu masalah pada tempatnya...kapan kita harus maju dan kapan kita harus mundur walau pada akhirnya takdir Allah Swt berbicara lain. Karena setiap aktifitas yang kita kerjakan adalah untuk masa depan yang lebih baik, yang sudah kita tata dan kita cita-citakan. karena setiap dari kita pasti sudah membuat rencana masing-masing. Namun adakalanya diri kita bertanya... sampai kapan kita akan tinggal disini?karena biar bagaimanapun kalau kita tidak pulang maka Allah Swt yang akan memanggil kita pulang.
Seperti halnya kita hidup di dunia ini, semestinya kita tahu dan harus tahu bahwasanya kita adalah makhluk yang hanya sementara hidup didunia ini dan tidak kekal...tidak juga abadi. Apakah yang sudah kita persiapkan jika panggilan Allah telah datang menjemput kita? sudah siapkah kita? semua ini bisa kita umpamakan seperti kita yang mencari rizki di negara orang, safir, demi untuk perbaikan masa depan yang lebih baik, nyaman, mudah dimasa tua kita nantinya., begitu pula untuk menempuh kehidupan akhirat. Kesempatan kita untuk menanam kebajikan adalah ketika kita masih hidup di dunia ini saja dan ketika nafas itu telah sampai di tenggorokan...maka terputuslah amalan kita. Tiga hal yang hanya dapat menolong kita di akhirat yakni shodaqoh jariyah kemudian ilmu yang dimanfaatkan dan anak yang sholih/sholihah.
Oleh karenanya.. seberapapun beratnya kehidupan yang kita lalui ini, tetaplah kita untuk bisa menjadi orang-orang yang tidak lupa dengan Allah swt dan tidak lupa untuk selalu bersyukur kepada-Nya., karena bagaimanapun juga ketika kita amati dan kita hayati kehidupan kita ini maka kita akan dapatkan bahwasanya nikmat Allah swt dan kebaikan-kebaikan yang Allah Swt telah limpahkan sangatlah berlimpah.. tak kan sanggup kita untuk menjumlahkan banyaknya karunia tersebut atas kita.
Sahabat...tiada satu hasta pun dari ukuran panjang tangan kita yang terlepas dari kenikmatan yang Allah berikan. Dalam satu menit...berapa kali mata kita berkedip dan kedipan mata adalah sebuah kenikmatan Allah kepada kita... kedipan mata menghapus kotoran dari debu yang masuk, terpaan angin dan secara otomatis airmata akan keluar untuk membersihkan... subhaanallaah....
begitu juga dengan nikmat Allah yang lain, seperti jari kita yang jika satu jari kita terluka berat maka otomatis akan melumpuhkan aktifitas kita.
Di kisahkan tentang seseorang yang sama sekali tidak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya kecuali hanya bibir dan matanya dan gelengan kepala, selebihnya lumpuh semua, bahkan untuk menggaruk mukanya sendiri tidak bisa karena memang tidak ada yang bisa digerakkan. Ia menceritakan bagaimana masa kehidupannya sebelum ia lumpuh sekitar 15 tahun. Ia bercerita... suatu saat aku keluar rumah namun aku membohongi orang tuaku ketika di tanya hendak kemana... ku menjawab hendak belajar...padahal aku ada tujuan lain, yaitu berenang dengan teman-teman. orang tua ku hanya berkata... "awas kalau bohong ada apa-apa" walaupun orangtuanya tidak bermaksud apa-apa atas ucapan tersebut.kemudian ketika aku melompat dari ketinggian dan masuk ke kolam... ternyata kedangkalan air tidak seperti yang ku duga. Pada akhirnya bagian belakang kepalaku terbentur dasar kolam walau tidak menyebabkan kematian namun telah mematikan seluruh jaringan syarafku dan seperti kini yang telah ku alami.... aku lumpuh karena berbohong kepada orang tua dan ucapan orang tua ku yang tidak sengaja mengucapkan kata yang kurang baik. Namun hingga kini mereka (orang tuaku) tetap memeliharaku...merawatku...dan menjagaku. andai saja aku tidak lumpuh.... kan ku kecup kening mereka....ku cium kedua tangan mereka... dan kan ku simbahkan air mata ini ditelapak kaki mereka....karena aku tahu... betapapun aku lumpuh... nikmat Allah itu tetap ada padaku...
inilah pentingnya doa orang tua kepada anak-anaknya, bagaimanapun marahnya orang tua kepada anaknya, jangan sampai mengucapkan ucapan yang buruk yang menyebabkan malapetaka atau celaka karena di setiap ucapan orang tua, malaikat akan meng amin kan ucapannya, karena yang akan rugi orangtua itu sendiri dan jika keburukan yang terucap dari lisan itu maka hilanglah satu perkara yang dapat menolong kita di akhirat... Bukankah kita mengharapkan keturunan dan anak yang sholih? lalu mengapa kita tidak bersabar atas ujian Allah berupa anak kepada kita yang anak itu sendiri adalah titipan, jika mampu kita mengarahkan mereka dengan cara yang lembut maka kebaikan akan kita dapatkan dari hasil didikan kita yakni berupa anak yang taat kepada orang tua.
Sahabat... buat kita yang Allah Swt telah berikan nikmat yang berlimpah atas kita... sudahkah kita mensyukurinya....? Ingatlah dengan nikmat sehat kita sebelum datangnya sakit... Ingatlah masa muda kita sebelum masa tua, apa yang telah kita lakukan...lebih banyak kebaikankah... atau keburukan? Ingat juga akan rizki yang Allah berikan sebelum Allah cabut kembali rizki itu dari kita... dan ingatlah kelapangan hati kita atas setiap ujian yang datang sebelum datang kesempitan di hati kita... dan... ingatlah akan nikmat hidup yang Allah berikan kepada kita yang hanya di peruntukkan untuk menyembah-Nya sebelum datangnya akhir kehidupan kita....