Berbagi cerita : Sebuah Kesyukuran...
Tersebut dalam Surat Ibrahim 7 (QS 14:7), Wa idz ta-adzdzana rabbukum la in syakartum la aziidannakum wa la in kafartum inna adzaaabii la syadiid. Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memberitahukan, “
Sungguh jika kamu bersyukur, niscaya Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkarinya, sungguh azab-Ku sangat keras”.
Ada hukum ketertarikan, law of attractions
yang berlaku di alam semesta ini dan bekerja seperti magnet yang
menarik logam-logam sejenis. Pribadi seseorang akan menarik orang-orang
yang serupa. Jika seseorang mempunyai pemikiran-pemikiran yang buruk ,
maka segera saja dia mendapati bahwa orang-orang di sekitarnya juga
memberi pemikiran buruk serupa. Dalam berpikir pun, apabila kita ingin
mencari kejelekan seseorang, maka dalam jangka waktu yang tidak lama
akan dihasilkan sederet daftar kejelekan orang tersebut. Di lain pihak,
apabila kita diminta mencari daftar kebaikan dari orang yang tidak kita
senangi, akan keluar juga sederet kebaikannya. Pikiran adalah sebuah alat,
manusia seharusnya yang mengendalikan, jangan sampai dia yang
dikendalikan olehnya. Demikian pula halnya dengan rasa syukur, sehingga
bagi seseorang yang mempunyai hati yang penuh rasa syukur, dia seperti magnet yang membuka diri untuk menerima lebih banyak karunia lagi.
Merasa dikasihi dan pengaruhnya terhadap kesehatan lahir dan batin
Dalam
laboratorium percobaan, beberapa ekor kelinci diberikan makanan yang
berkolesterol tinggi dan dichek secara berkala contoh darahnya. Dari
percobaan tersebut didapati seekor kelinci yang tidak menunjukkan kadar
kolesterol darah yang tinggi, walau makanannya sama dengan kelinci
lainnya. Setelah diteliti, ternyata kelinci tersebut pada waktu makan
selalu dielus-elus oleh petugas observasi. Kelinci tersebut merasa
dikasihi, dan perasaan tersebut ternyata memberikan efek positif
terhadap kesehatan.
Pada
waktu seseorang bersyukur, ada beberapa kondisi yang terjadi:
pertama ia menerima keadaan yang telah menimpanya;
kedua ia merasa menerima
karunia dan merasa dikasihi Allah swt.;
ketiga ia merasa
bahagia;
keempat aliran nafasnya akan lebih tenang.
Analog kepada kelinci yang lebih
sehat karena merasa dikasihi, adalah wajar apabila seseorang yang selalu
bersyukur dan merasa dikasihi Allah swt. menjadi sehat lahir dan batin.
Orang yang mengingkari nikmat yang telah diberikan Allah swt.
Bagi seseorang yang mengingkari nikmat, di dalam dirinya selalu merasa kurang puas. Perasaan kurang puas ini membuat hukum law of attraction
berjalan dengan semakin banyak datangnya peristiwa yang tidak membuat
dia puas. Kebutuhan alami seperti makan dan minum akan terpuaskan
setelah kebutuhannya terpenuhi. Akan tetapi, ketamakan, keserakahan
tidak pernah terpenuhi karena ambang batasnya selalu meningkat setelah
tercapai, sehingga dia tidak pernah merasa terpuaskan. Nafasnya pun sering
menjadi pendek, kacau dan sering tersengal-sengal seperti orang yang
sedang naik gunung yang akan berpengaruh jelek terhadap kesehatannya.
Dalam Surat At Takaatsur 1-2 (QS 102: 1,2) disebutkan, “Kamu telah dilalaikan oleh perlombaan (memperbanyak harta benda dan anak), sehingga kamu masuk kubur”. Perasaan tidak puasnya selalu terjadi hingga ia masuk kubur.
Membiasakan perasaan bersyukur
Rasa syukur dapat diungkapkan dengan hati seperti tersebut dalam Surat An Nahl 53 (QS 16 : 53), “Dan apa saja yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)”.
Selanjutnya, rasa syukur dapat diungkapkan dengan lisan seperti tersebut dalam Surat Adh Dhuhaa 11 (QS 93 : 11), “Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)”.
Dapat pula rasa syukur diungkapkan melalui amal sholeh, seperti Surat Saba’ 13 (QS 34 : 13), “Bekerjalah keluarga Daud untuk bersyukur”.
Menurut
psychologi, setelah seseorang memahami, dia harus
mengimplementasikannya dalam perbuatan. Perbuatan yang dilakukan
berulang-ulang akan menjadi kebiasaan. Kebisaan yang dilakukan terus
menerus akan menjadi karakter. Karakter tersebut menjadi bagian dari
pikiran bawah sadar dan membuat setiap saraf otak menjadi stabil
dan permanen. Kemudian, setiap peristiwa akan diselesaikan menurut
program dari karakter tersebut. Seseorang yang bisa membuat rasa syukur
menjadi karakternya, maka dalam menghadapi peristiwa apa saja dia akan
bersyukur. Dia akan mendapatkan kebahagiaan terus menerus sampai akhir
hayatnya. Jiwanya akan tenang dan dia tidak akan bersedih hati.